Lamborghini Huracán LP 610-4 t
Ketika musuh berhadapan,
sekonyong-konyong menjadi
lunglai tanpa daya. Itulah
kehebatan ajian ini....
Aji Mahesa Krodha, dulu acapkali
dijadikan piandel para pemimpin
atau senopati perang ketika
berhadapan dengan musuh di
medan laga. Tokoh-tokoh yang
ditengarai memiliki ajian sakti ini
seperti Untung Suropati, Joko
Tingkir, juga Alibasyah Sentot.
Ajian ini memang mempunyai daya
linuwih yang luar biasa karena
merupakan perpaduan antara
dzikir dan ilmu kanuragan tingkat
tinggi.
Ketika musuh berhadapan,
sekonyong-konyong menjadi
lunglai tanpa daya. Seluruh aji
kekuatan yang dimiliki tiba-tiba
sirna lantaran kalah wibawa
dengan pancaran gaib Mahesa
Krodha.
Diam-diam di zaman modern ini
banyak orang yang berburu ajian
ini. Tapi sayang cuma sedikit yang
berhasil kuat memilikinya secara
sempurna. Hal itu akibat dari
khodam ilmu ini yang hanya
berpihak pada orang-orang yang
berkarakter tabah dan sabar.
Sementara manusia yang berjiwa
arogan (sombong, mudah marah
dan sok takabur) bisa-bisa justru
termakan ajiannya sendiri.
Sesuai dengan namanya, Mahesa
berarti kerbau, dan Krodha berarti
marah atau mengamuk. Secara
filsafat jika ajian ini digunakan
sikap seseorang bak kerbau yang
mengamuk. Kerbau sendiri secara
filosofi merupakan binatang yang
bertemperamen tenang, suka kerja
keras, sabar dan tak mudah marah.
Namun jika terusik harga dirinya,
kemarahan seekor kerbau akan
sulit terkendalikan.
Para pemimpin atau petualang
biasanya cocok memiliki ilmu
Mahesa Krodha sebagai senjata
pamungkas membela diri atau
menolong orang lain yang lemah
teraniaya.
Mahesa Krodha termasuk jenis
"ilmu putih" yang berwahana
luhur. Orang yang punya ajian ini
wajib dibarengi dengan laku
ibadah secara sempurna.
Dengan demikian ajian ini punya
daya karomah dari Allah secara
langsung. Dan orang-orang yang
kurang dekat dengan Tuhan tidak
akan memperoleh kekuatan prima
dari ajiannya itu.
Adapun bunyi rapalannya sebagai
berikut :
Bismillahirromannirrohiim
Sun matek ajiku Mahesa Krodha,
petak bumi tunggul manik
kalimosodl. Sakabehing jagad
padha kasat nyawiji ing
manikmaya,
tumungkul ing telenging samodra
sukma ya aku Mahesa Krodha,
kang jumangkah rineksa
sakbehing kodrattullah,
para nabi dalah para wali,
kawrangkanan malaikat sayuta.
Kabeh gawe wuleting kulit,
daging lan ototku,
gawe stosing braja balungku,
tan kena tinatas tan kena tinebas
sakabehing pusaka,
ya jalaran aku dzat kang kasat,
kang ngratoni sakabehing sekti.
Lumpuh luruh sampyuh kowe para
musuhku oleh dayane aji Mahesa
Krodha.
Yahu Allah, yahu Allah, yahu
Allah.......
Mencermati mantra di atas
menumbuhkan bio-energi yang
luar biasa. Seolah seluruh aura
gaib terbukan, lebih-lebih jika
mantra sakti ini diuji dalam laku.
Adapun lakunya sendiri adalah
sebagai berikut :
1. Puasa mutih selama 39 hari
diteruskan ngableng dan pati geni
hari ke 40
2. Pada hari ke 5, 7 dan
30melakukan mandi suci di tengah
malam.Air untuk sesuci (keramas)
diambil dari 3 tempuran sungai
(tiga tempat pertemuan sungai/
sungai bercabang). Media sesuci
ini dicampur dengan bunga
setaman.
3. Selama melakoni ilmu ini
diharuskan merapal mantra di
tengah malam di luar rumah ; ke
arah timur, selatan, barat, dan
utara (masing-masing 1 kali
mantra).
4. Di akhir perjalanan ritual
tersebut harus selamatan jajan
pasar, buceng (tumpeng lengkap
dengan ayam panggang) untuk
tetangga (secukupnya).
5. Sejak memiliki ajian ini
hendaknya meningkatkan ibadah,
berjiwa sabar, serta suka
menolong orang lain yang
membutuhkan bantuan kita secara
moral maupun material (kalau
mampu). Dan jangan lupa, suka
menyantuni anak yatim-piatu.
6. Ilmu ini tidak bisa digunakan
sembarangan, kecuali benar-benar
kepepet misalnya jiwa terancam.
Jika musuh benar-benar menyerah,
ampunilah mereka dan jangan
kebablasan justru pamer
kesaktian.
Nah, semoga ilmu ini bermanfaat
bagi kita semuanya.